Untuk itu, kebaya-kebaya rancangan para siswa tersebut diperkaya aksen-aksen modern semacam kerah meninggi atau Victorian style sampai lengan gaun berbahan sifon yang dibuat bernuansa kerut.
Dari segi tata rias wajah juga cukup beragam. Tidak lagi serba minimalis dengan warna-warna natural. Sebagian peserta berani memakai warna-warna cerah. Mulai oranye, merah, atau ungu. Begitu pula dengan tata rambut. Ada beberapa peserta yang menggunakan sanggul modern dengan beberapa bagian rambut dibiarkan terurai.
Tim nomor 11 menampilkan kebaya modifikasi bernuansa ungu. Tampilan kebaya tersebut dipercantik riasan ala peri. Disesuaikan dengan warna gaun, sang make-up artist banyak mengaplikasikan warna ungu, khususnya di bagian mata dan bibir.
''Tapi, untuk mata, saya beri aksen silver, menambah kesan glamor,'' jelas Rinda Eviana, make-up artist. Pada rambut, Eny Yuliana, penata rambut, mengaplikasikan sanggul cepol dengan hiasan aksesori bernuansa senada.
Jika tim nomor 14 menjadikan ungu sebagai tema tampilan, tim nomor 10 lebih memilih warna merah. Make-up artist kelompok itu adalah Aldora Dwi Talita. Siswa penyandang tunarungu tersebut menyajikan karya yang tak kalah apik. Padu-padan riasan dengan gaun tampak menyatu. Siswi kelas 2 jurusan kecantikan kulit tersebut mengaplikasikan warna merah di bagian bibir. Pipi diulas warna merah dan cokelat tanah.
Kompetisi yang digelar dalam rangka menyambut Hari Kartini itu merupakan ajang bagi para siswa untuk menampilkan karyanya di hadapan umum. Ajang tersebut diharapkan bisa menumbuhkan rasa percaya diri siswa. ''Jadi, setelah lulus nanti, mereka tidak hanya terpikir untuk ikut orang, tapi bisa membuka usaha sendiri,'' ujar Kepala SMKN 8 Surabaya Noor Shodiq. (ken/dos) jawapos.com